Kegiatan MICE Tuai Pengaruh Positif atau Negatif? Dampak Mega-Event MotoGP Mandalika Tahun 2022

Kegiatan MICE Tuai Pengaruh Positif atau Negatif? Dampak Mega-Event MotoGP Mandalika Tahun 2022

Kegiatan MICE Tuai Pengaruh Positif atau Negatif? Dampak Mega-Event MotoGP Mandalika Tahun 2022

  • 28 November 2022
  • Andreyansyah
  • Artikel
  • 741

Dalam penyelenggaraan suatu event, terdapat banyak dampak yang dapat ditimbulkan. Dampak tersebut dapat berupa dampak positif dan dampak negatif. 

Seluruh output yang dihasilkan dapat mempengaruhi beberapa sektor di kehidupan, seperti ekonomi, sosial dan budaya, serta politik. Walaupun demikian, sebenarnya dampak tidak dapat dikatakan secara pasti mengenai baik dan buruknya karena bergantung dengan bagaimana perspektif setiap orang yang merasakan.

Penulis akan menjelaskan secara lebih mendalam mengenai dampak dari penyelenggaraan suatu event dengan mengambil salah satu studi kasus, yaitu MotoGP Mandalika 2022. Event olahraga berskala internasional tersebut berhasil diselenggarakan pada bulan Maret 2022 lalu. 

Menurut jurnalis asal Inggris, Simon Patterson, jumlah pengunjung total baik domestik maupun macanegara mencapai 102.801 orang, dalam tiga hari rangkaian acara. Berdasarkan jumlah tersebut, event dapat dikatakan cukup sukses karena meningkatkan kunjungan wisatawan ke Indonesia yang sebelumnya sempat menurun akibat adanya pandemi Covid-19.

Kedatangan para wisatawan di event balap motor tersebut, memberikan adanya multiplier effect pariwisata. Pertama, meningkatnya pendapatan asli daerah (PAD) Lombok Tengah akibat peningkatan okupansi hotel oleh para wisatawan. 

Menurut Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi NTB, pada tanggal 17-21 Maret 2022, tingkat okupansi hotel berbintang di kawasan Lombok meningkat sangat drastis, yaitu mencapai 100% yang sebelumnya saat hari biasa hanya mencapai sekitar 30% saja. 

Selain wisatawan, tingginya tingkat okupansi tersebut juga disebabkan oleh kedatangan anggota tim MotoGP. Menurut Wakil Ketua DPRD Lombok Tengah, H.L. Sarjana, penyelenggaraan Moto GP di Mandalika menyumbang sekitar Rp300 miliar pemasukan kepada daerah setempat.

Selain perekonomian, dampak penyelenggaraan event juga mempengaruhi sosial dan budaya masyarakatnya. Hal ini dibuktikan dengan adanya penyerapan tenaga kerja dan usaha penduduk lokal. Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, penyelenggaraan ajang MotoGP Mandalika 2022 dapat menyerap sekitar 6.900 tenaga kerja. 

Penyerapan terjadi di enam sektor, yaitu sektor konstruksi pembangunan sejumlah 300 orang, sektor UMKM daerah Lombok sejumlah 3.000 orang, sektor transportasi logistik sejumlah 1.500 orang, sektor kuliner sejumlah 900 orang, sektor akomodasi sejumlah 500 orang, dan sisanya merupakan sektor pariwisata dengan kegiatan eksplorasi keindahan alam, sosial, dan budaya. 

Selain itu, dampak promosi dari kekayaan alam, sosial, budaya Indonesia yang dapat dirasakan oleh masyarakat, yaitu banyaknya pujian dan komentar positif baik dari para pengunjung domestik maupun mancanegara, bahkan Indonesia juga menuai pujian dari para pembalap yang mengikutin ajang MotoGP tersebut. 

Beberapa contohnya, pujian yang diberikan oleh Fabio Quartararo kepada salah satu staf hotel di NTB karena kesopanan dan keramahtamahannya; unggahan pujian di Twitter terhadap penyelenggaraan MotoGP di Indonesia oleh Marc Marquez; dan unggahan apresiasi penyelenggaraan MotoGP di Indonesia oleh pihak resmi MotoGP di Instagram. Masih banyak apresiasi lain yang diberikan oleh netizen melalui komentar di unggahan berbagai platform media sosial.

Dampak positif lain dari penyelenggaraan ajang bergengsi tersebut, yaitu adanya soft diplomacy yang dilakukan Indonesia. Soft diplomacy merupakan kegiatan pengenalan kebudayaan, bahasa, persahabatan kepada negara lain dengan cara damai. Upaya tersebut dilakukan untuk dapat memberikan atau mengenalkan citra negara yang baik kepada negara lainnya sehingga memungkinkan adanya diplomasi yang terjadi antarnegara tersebut. 

Soft diplomacy yang dilakukan disebut dengan nation branding, yaitu dengan mengenalkan tagline “Pesona Indonesia” atau “Wonderful Indonesia” kepada negara lain. Implementasi dari tagline tersebut, yaitu dibangunnya Mandalika sebagai Kawasan Ekonomi Kreatif (KEK). 

Dengan dikembangkannya KEK diharapkan dapat meningkatkan perekonomian negara dan citra negara yang baik terhadap negara-negara lain sebagai upaya diplomasi atau persahabatan di masa sekarang atau yang akan datang.

Dibalik kesuksesan ajang MotoGP Mandalika, ternyata terdapat sisi gelap yang terjadi sebelum event olahraga tersebut dilaksanakan. Pada bulan Februari 2022, terjadi aksi demo yang dilakukan oleh para pemuda Karang Taruna Desa Pujut di Lombok Tengah yang mengeluh akibat tidak diberikan kesempatan untuk berpatisipasi pada event bergengsi tersebut. Demo cukup ricuh akibat melakukan blokade jalan dan membakar ban. 

Hal ini cukup memberikan kekhawatiran apabila terjadi ketika event akan atau sedang berlangsung. Berkaca pada event olahraga sebelumnya, yaitu World Superbike (WSBK) pada 2021 yang menyerap tenaga lokal hingga muncul beberapa isu keamanan dapat menyebabkan adanya penjagaan dan penyeleksian tenaga kerja yang lebih ketat lagi.

Walaupun banyak dampak positif yang dihasilkan, tetapi sejalan dengan semakin suksesnya suatu event akan memberikan pengaruh positif juga kepada negara, daerah, dan masyarakatnya. Oleh karena itu, branding yang sudah dibuat harus dijaga, dilestarikan, dan tetap dikembangkan seluruh potensi SDA serta SDM yang ada agar tidak memberikan dampak yang justru merugikan.

Selengkapnya: https://www.kompasiana.com/matchavelvet/626951e2ef62f64c761f1c56/kegiatan-mice-tuai-pengaruh-positif-atau-negatif-dampak-mega-event-motogp-mandalika-tahun-2022?page=2&page_images=1